Onlenpedia.com | Artikel kali ini akan mengulas wacana pengalaman admin dalam menjalani urusan ekonomi online.
Semua urusan ekonomi pasti memiliki 'sisi gelap', tak terkecuali dengan urusan ekonomi online. 'Sisi gelap' yang dimaksud yakni sesuatu negatif yang tak diketahui oleh orang awam dan hanya diketahui oleh para pelaku urusan ekonomi tersebut. Akan ada 'sisi lain' yang terkuak dari urusan ekonomi online yang selama ini dianggap sangat menjanjikan.
Well, berdasarkan judul artikel -- yakni sisi gelap urusan ekonomi online (part 1): 'sesuatu yang mengecewakan dari urusan ekonomi affiliasi', maka di sini akan dipaparkan wacana pengalaman buruk admin selama menjalankan urusan ekonomi affiliasi. Pengalaman buruk di sini bukan dari 'apa yang admin lakukan', melainkan wacana 'sistem' affiliasi yang sangat menguntungkan advertiser (pengiklan) dan affiliate network, sedangkan affiliate marketer seolah menjadi 'sapi perah'nya.
Selain wacana pengalaman admin, di sini juga akan dipaparkan wacana pengalaman buruk affiliate marketer lainnya selama menjalankan urusan ekonomi affiliasi. Selengkapnya, silahkan baca artikel ini hingga habis!
Tentang urusan ekonomi affiliasi
Sebelum membahas wacana 'sisi gelap' urusan ekonomi affiliasi, anda perlu memahami apa itu urusan ekonomi affiliasi. Bisnis affiliasi artinya mempromosikan suatu produk, layanan, jasa, dan lainnya hingga dibeli oleh konsumen. Namun mempromosikan di sini, tidak ikut menghandle pembayaran (seperti pada dropship), melainkan hanya 'mengantar' calon pembeli ke situs pemilik produk. Untuk eksekusi penjualan dan lain-lain akan dilakukan oleh pemilik produk.
Mereka yang mempromosikan produk / layanan / jasa affiliasi dinamakan affiliate marketer, sedangkan pemilik produk / layanan / jasa dinamakan advertiser. Sedangkan yang jadi penghubung antara affiliate marketer dengan advertiser dinamakan affiliate network. Namun, ada juga advertiser yang memiliki sistem affiliasi sendiri dan 'tak bergantung' pada affiliate network.
Untuk mekanisme kerja dari affiliasi mampu dilihat pada list di bawah ini:
- Affiliate marketer dan advertiser sudah mendaftar di affiliate network.
- Advertiser melisting produk.
- Affiliate marketer mempromosikan produk milik advertiser, yakni menggunakan tracking link yang disediakan -- atau banner iklan yang mengandung tracking link (yang ada di dasbor affiliate network).
- Link atau banner dipasang diblog (bagi pemilik blog), atau dipromosikan dengan Facebook Ads atau Google Adwords (bagi yang tidak memiliki blog).
- Calon pembeli kemudian tertarik dengan produk yang dipromosikan, kemudian mengunjungi situs advertiser melalui tracking link yang anda pasang.
- Apabila terjadi pembelian, maka komisi akan anda dapat. Dan komisi mampu 'dilacak' sebagai milik anda -- berdasarkan tracking link yang anda pasang.
Sudah paham apa itu affiliasi?
Kalau sudah paham, silahkan simak beberapa 'sisi gelap' dari urusan ekonomi affiliasi berikut ini!
1. Affiliasi produk fisik, keuntungan sedikit, pilihan produk yang (boleh) dipromosikan terbatas
'Sisi gelap' pertama ini yakni bagi mereka yang mempromosikan affiliasi produk fisik, namun dari situs lokal, bukan internasional.
Produk fisik menyerupai produk-produk fashion, elektronik, gadget, dan lainnya merupakan produk yang cukup laris alasannya yakni menyangkut kebutuhan masyarakat. Karena potensinya yang menjanjikan, banyak affiliate marketer yang 'tergerak' untuk mempromosikan produk-produk menyerupai ini.
Berdasarkan pengalaman rekan admin sesama pebisnis online, menjual produk affiliasi fisik, komisinya sangatlah kecil (4-8% dari harga produk). Selain itu, produk yang 'boleh' dipromosikan hanya produk-produk tertentu saja yang (mungkin) kurang laku bagi si pemilik produk.
Tentu hal ini sangat merugikan affiliate marketer karena banyak produk best seller yang tidak masuk dalam produk affiliasi, dan yang dipromosikan 'hanyalah" produk yang kurang laku. Jadinya komisi kecil, penjualan pun tak terlalu banyak.
Untuk situs yang menyediakan sistem affiliasi menyerupai di atas tak akan admin paparkan, guna menjaga privasi. Yang pasti situs affiliasi yang dimaksud merupakan situs affiliasi pribadi alias tanpa perantara affiliate network.
2. Ada situs penyedia affiliasi produk fisik yang 'enggan' membayar komisi affiliate marketer
Masih dari pengalaman rekan admin yang mempromosikan affiliasi produk fisik, kali ini dari segi pembayaran komisi yang kadang telat -- atau bahkan tak dibayar sama sekali.
Tahukah anda, mempromosikan produk affiliasi hingga terjual sangatlah sulit. Belum lagi komisi yang kecil, dan minimal pencairan komisi yang sangat besar -- membuat affiliate marketer harus berjuang ekstra keras supaya mampu mencapai ambang batas pembayaran. Butuh berbulan-bulan dan bahkan lebih dari satu tahun untuk mampu mencapai minimum payout.
Namun, apa yang terjadi?
Rupa-rupanya advertiser seperti enggan membayarkan HAK dari affiliate marketer. Ada yang menunda-nunda pembayaran, bahkan ada juga yang tak kunjung membayar komisi -- dengan dalih kalau penjualan tersebut merupakan manipulasi (dan alasan tak masuk logika lainnya).
Sudah susah payah promosi, pas mau pencairan komisi malah tak dibayar.
Ada-ada saja, ya guys!
3. Affiliasi produk digital, keuntungan lebih besar, tapi sulit untuk memasarkan produk jenis ini
Selain produk fisik, sistem affiliasi juga diterapkan pada produk-produk digital. Adapun teladan produk digital itu menyerupai ebook, tools/software, video marketing, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengalaman admin, affiliasi produk digital memiliki komisi yang cukup besar, yakni 25% - 75% dari harga produk. Bahkan harga jual produk digital lumayan mahal, alhasil komisi pun semakin besar.
Dengan harga yang lumayan mahal, dan menyerupai diketahui kalau produk digital bukanlah kebutuhan utama banyak orang, maka menjual produk jenis ini sangatlah sulit. Inilah yang menjadi salah satu 'sisi gelap' dari urusan ekonomi affiliasi, di mana mendapatkan penjualan sangatlah sulit, alhasil komisi pun urung didapatkan (meskipun potensi komisinya sangat besar).
4. Advertiser yang 'semena-mena' mengakhiri campaign sebelum batas waktu kontrak habis
Blogger susah payah membuat banyak artikel untuk mempromosikan campaign, namun campaign berakhir secara sepihak. Apalagi kalau campaign-nya menghasilkan penjualan yang bagus, tentu sangat mengecewakan kalau harus berakhir secara tiba-tiba.
Itulah yang admin alami, di mana ketika ada produk / campaign yang rupawan untuk dipromosikan, maka admin akan membuat 'paket artikel' -- biasanya sebanyak 10 artikel.
Tidak mudah membuat paket 10 artikel untuk mendukung promosi sebuah campaign. Biasanya harus riset kata kunci, membuat kalimat promosi yang menarik, dan saling menghubungkan kesepuluh artikel menjadi satu kesatuan yang utuh.
Ketika kata kunci berhasil muncul di peringkat 1 - 3 mesin pencari Google, maka konversi pun mulai berdatangan. Momen menyerupai inilah yang memperlihatkan 'sensasi' betapa asyiknya 'pasif income' dari sebuah campaign yang cukup menjanjikan. Didukung dengan fakta bahwa 'kontrak' campaign yang masih lama berakhir, membuat admin kian 'terlena' dengan durasi pasif income yang masih lama untuk mampu dinikmati.
Namun, apa yang terjadi?
Baru 1-3 bulan menikmati pasif income, campaign pun distop / dihentikan sebelum masa kontrak habis. Dengan dalih kesalahan teknis dan lain-lain, affiliate network mengumumkan bahwa campaign harus dihentikan dan tak diperpanjang lagi (biasanya diberitahukan via email).
Admin pun hanya mampu gigit jari. Sudah susah payah membuat 'paket artikel' promosi, campaign pun harus berakhir secara sepihak.
5. Situs penyedia affiliasi (affiliate network) yang kadang tak memberitahukan kalau campaign berakhir
Pada poin keempat sudah dijelaskan kalau campaign diakhiri secara sepihak, namun ada pemberitahuan via email supaya affiliate marketer segera mencabut link promosi campaign tersebut.
Di poin kelima ini jauh lebih parah. Affiliate network pun ikut-ikutan 'semaunya', yakni menghentikan campaign -- namun tak ada pemberitahuan via email. Entah alasannya yakni pelanggaran dari advertiser atau alasannya yakni apa, rupanya campaign sudah dihentikan -- namun kami para affiliate marketer tak diberitahu akan hal itu.
Imbasnya, link campaign masih terpasang diblog -- dan (mungkin) penjualan terus terjadi dan advertiser pun mendapat untung alasannya yakni affiliate marketer belum mencabut link campaign (lantaran tidak tahu). Sementara penjualan terus terjadi, namun komisi tak didapatkan alasannya yakni campaign dihentikan dan tak berlaku lagi.
Beruntung, admin merupakan affiliate marketer yang rutin mengecek campaign-campaign yang masih aktif atau sudah kadaluwarsa secara rutin. Admin pun kecewa setelah mengetahui kalau salah satu campaign 'hilang' dari dasboard affiliate network tanpa adanya pemberitahuan.
Admin kemudian pribadi komplain ke CS dari affiliate network tersebut. Namun menyerupai biasa, mereka memiliki sejuta alasan untuk menangani komplain dari admin. Dan admin pun mau tidak mau harus menerimanya, dan tanpa pikir panjang pribadi mencabut link campaign tersebut.
Dalam situasi menyerupai inilah, admin merasa menyerupai 'sapi perah', karena:
- Tidak ada campaign yang 'berumur panjang' meskipun penjualannya bagus. Artinya, tak ada penghasilan yang pasti untuk jangka panjang, alasannya yakni campaign 'datang dan pergi begitu saja'.
- Advertiser dan affiliate network yang selalu sepihak dan mengabaikan kepentingan affiliate marketer.
- Affiliate marketer bagaikan 'sapi perah' yang jadi 'ujung tombak' penjualan, namun keuntungan yang didapat hanya 'sesaat'.
Baca juga:
Penutup
Dunia urusan ekonomi online, terkhusus affiliasi memang memiliki 'sisi gelap' yang wajib anda ketahui. Sekiranya pengalaman di atas mampu menjadi materi masukan bagi anda sebelum terjun ke urusan ekonomi ini.
Pada akhirnya, admin pun sadar bahwa bergantung pada iklan affiliasi (iklan pihak ketiga) sangat tidak rupawan untuk jangka panjang. Admin pun searching di Google -- mengenai sumber pendapatan yang rupawan bagi blog, selain iklan. Rupanya, ada satu situs yang memperlihatkan saran cukup bagus. Menurut si penulis situs, 'blog bukanlah sebuah bisnis, tapi blog yakni sarana penunjang bisnis'. Artinya, anda harus memiliki urusan ekonomi sendiri, baik jual produk, jasa, atau layanan -- yang kemudian dipromosikan lewat blog. Selain itu, blog juga rupawan sebagai portofolio pengembangan karir, apabila anda ingin menjadi freelancer online (guna memperlihatkan identitas sekaligus kredibilitas).
Admin pun mulai berbenah dengan segala kemungkinan untuk mencari sumber pendapatan tetap dari blog ini. Ada beberapa rencana jangka panjang admin -- supaya blog ini mampu tetap menghasilkan (meski tanpa iklan pihak ketiga), diantaranya:
1. Buat produk digital berupa template blog / toko online, kemudian dijual di situs ini.
2. Bikin jasa / layanan untuk mengakomodir kebutuhan pembaca, menyerupai jasa pembuatan blog, jasa pembuatan VCC Paypal, jasa desain logo, dan lain-lain.
3. Ada kepikiran untuk bikin ebook, namun sepertinya penjualan ebook kurang rupawan di Indonesia (tapi rencana ini masih ada dalam 'radar' admin).
4. Mohon saran dari pembaca lewat kolom komentar!
Sekian dahulu ulasan mengenai sisi gelap urusan ekonomi online (part 1), yaitu urusan ekonomi affiliasi. Artikel ini merupakan permulaan dari 'sisi gelap' urusan ekonomi online lainnya yang akan diposting secara berkelanjutan di situs ini. Jadi, nantikan goresan pena kami selanjutnya wacana 'sisi gelap' urusan ekonomi online, supaya menjadi materi pertimbangan anda sebelum terjun ke urusan ekonomi ini.
Comments
Post a Comment