Onlenpedia.com | Dalam mendirikan startup bisnis, permodalan menjadi hal yang cukup vital -- sebab 'karakteristik' urusan ekonomi startup tak ibarat urusan ekonomi konvensional. 'Karakteristik' yang dimaksud dalam hal menerima keuntungan / laba -- di mana urusan ekonomi konvensional lebih cepat untung sedangkan urusan ekonomi startup biasanya menunggu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun gres mampu untung (atau bahkan tak sempat untung keburu berhenti beroperasi).
Nah, dalam rangka pengadaan modal startup -- biasanya ada 2 tipe startup founder, yaitu:
1. Modal sendiri / bootstrap
Tipe yang pertama ini memiliki idealisme sendiri, yaitu 'hidup tanpa bergantung investor'. Biasanya sang founder akan merogoh kocek sendiri guna membiayai operasional startup dan bertahan hidup di dunia urusan ekonomi yang 'tak pasti' itu.
Selain founder yang idealis, ada juga founder yang (awalnya) bootstrap namun kehabisan dana dan karenanya melobi investor. Hal itu dilakukan sebab 'tidak ada pilihan lain' dalam mempertahankan urusan ekonomi startup yang sudah dirintis dengan susah payah.
2. Modal investor
Tipe yang kedua yakni founder yang memiliki goal untuk menerima pendanaan investor. Awalnya mereka memang mendirikan startup dengan modal sendiri (untuk membangun fondasi bisnis). Akan tetapi, dikala 'wujud' startup sudah terlihat -- mereka pun melobi sejumlah investor -- supaya mau menanamkan modal ke urusan ekonomi mereka. Selanjutnya, modal investor -lah yang jadi 'nyawa' urusan ekonomi mereka supaya mampu bertahan.
Mana yang lebih baik, menjalankan startup dengan modal sendiri (bootstrap), atau modal investor?
Bagi anda yang berstatus sebagai pendiri startup, maka anda harus memikirkan apakah 'bertahan' dengan bootstrap atau menggunakan dana investor. Sebagai materi pertimbangan, sekiranya anda perlu memikirkan beberapa poin di bawah ini:
• Apabila anda memiliki uang yang cukup banyak, maka lakukanlah bootstrap hingga anda 'kehabisan bensin'. Selanjutnya, anda mampu memilih antara bertahan dengan melobi investor, menutup startup anda (gulung tikar), atau 'menjual putus' startup anda (diakuisisi orang lain).
• Apabila startup yang anda bangkit memiliki model urusan ekonomi yang mampu pribadi berjalan dan menguntungkan, maka bootstrap ialah pilihan yang tepat. Namun, tentu anda harus memiliki modal sendiri supaya tak bergantung investor.
• Apabila anda memiliki 'faham' 'untung belakangan yang penting jumlah pengguna terus bertambah', maka menjalin komunikasi dengan investor mampu dilakukan sedini mungkin. Anda perlu sokongan dana yang kuat, sebab banyak 'uang yang harus dibakar' -- dan bootstrap saja tak akan sanggup menghandlenya. Nantinya, anda perlu dana yang cukup besar untuk beriklan di banyak sekali media, mensubsidi harga, menggratiskan ongkir, atau memperlihatkan promo cashback, sementara 'bisnis startup' anda belum menghasilkan profit.
• Apabila anda melaksanakan semuanya dengan modal sendiri, maka apabila startup anda menerima keuntungan -- anda sendiri yang akan menikmatinya. Sebaliknya, apabila startup anda merugi -- maka kerugian anda tanggung sendiri.
• Apabila anda menjalankan startup dengan sokongan dana investor, maka anda harus 'rela' membuatkan kepemilikan (saham). Apabila valuasi meningkat pesat, maka keuntungan akan dinikmati bersama investor. Sebaliknya, apabila kerugian terjadi -- anda tidak sendirian menanggungnya.
Baca juga:
Opini admin
Kalau (seandainya) admin memiliki cita-cita dan sumber daya untuk membangun startup, maka admin memilih untuk menjalankannya dengan modal sendiri (bootstrap).
Mengapa demikian?
Jawabannya karena:
1. Agar mampu menjalankan urusan ekonomi dengan efisien (karena modal sendiri). Apabila menggunakan 'limpahan uang' dari investor, tentu berpotensi melaksanakan pemborosan dan 'menjalankan promo tanpa pikir panjang'.
2. Dengan modal sendiri, tak ada tekanan dari investor dalam memulai bisnis. Semuanya dijalankan atas kemauan sendiri, taktik sendiri, dan tekanan dari diri sendiri untuk diri sendiri (tak ada intervensi dari pihak lain).
3. Apabila gagal dan kehabisan uang, admin akan 'menjual putus' urusan ekonomi tersebut (diakuisisi pihak lain). Apabila tak ada yang berminat, biarlah urusan ekonomi tersebut harus gulung tikar.
Baca juga:
Membangun startup (baca: 'bisnis yang tak pasti') memang tak semudah membangun urusan ekonomi konvensional. Sifat dunia digital yang terus berkembang, membuat keberadaan startup mudah tergantikan oleh startup gres yang terus bermunculan. Maka dari itu, sokongan dana merupakan salah satu hal wajib supaya urusan ekonomi ini mampu survive.
Pertanyaannya sekarang, manakah yang akan anda pilih? Mendirikan startup dengan modal sendiri, atau dengan dana investor?
Silahkan berikan balasan anda di kolom komentar!
Comments
Post a Comment