Onlenpedia.com | Ketika anda memiliki niat besar lengan berkuasa untuk memulai perjuangan namun terkendala modal, maka muncul-lah pikiran untuk melaksanakan 'jalan pintas'. Adapun 'Jalan pintas' yang dimaksud yaitu dengan berhutang alias mengajukan santunan -- guna dijadikan modal perjuangan anda.
Menurut pandangan admin, berhutang merupakan cara yang sangat tidak dianjurkan untuk memulai usaha. 'Pondasi' urusan ekonomi anda akan sangat lemah -- apabila 'ditopang' oleh modal yang berasal dari hutang.
Masih tak percaya?
Apabila anda masih ingin mengajukan santunan untuk modal usaha, sepertinya anda harus membaca 3 hal berikut ini. Di sini akan dipaparkan perihal 3 hal yang memperkuat argumen admin -- bahwa JANGAN BERHUTANG apabila ingin memulai usaha. Silahkan anda simak dan resapi 3 hal yang akan dipaparkan di bawah ini!
1. Yang namanya urusan ekonomi memiliki 2 kemungkinan (berhasil atau gagal)
Memiliki iman untuk 100% sukses yaitu hal yang bagus. Namun, apabila iman tersebut dijadikan 'dalih' sekaligus 'senjata' untuk 'meyakinkan diri' dalam mengajukan hutang, maka lebih baik anda segera 'bangun dari tidur anda'.
Ketika anda memilih 'jalan pintas' untuk berhutang (sebagai modal usaha), maka anda sudah tergolong sebagai sosok yang sombong.
Kenapa disebut sombong?
Karena anda terlalu yakin dengan visi anda bahwa urusan ekonomi anda PASTI sukses.
Ketahuilah, dalam menjalankan urusan ekonomi -- kemungkinan karenanya tidak hanya satu -- melainkan 2 kemungkinan, yakni SUKSES atau GAGAL. Jangan lupa, yang menjadi penentu keberhasilan anda yaitu TUHAN, bukan khayalan anda sendiri.
Bayangkan, kalau urusan ekonomi anda GAGAL dan anda harus membayar 'hutang modal' yang menjadi kewajiban anda. Maka anda akan 'jatuh + tertimpa tangga pula'. Sudah bangkrut, harus bayar hutang pula.
Admin sendiri memiliki prinsip untuk menghindari yang namanya hutang. Apabila dikaitkan dengan menjalankan usaha, admin lebih memilih menjalankan perjuangan yang efisien dari segi modal (baca: menjalankan urusan ekonomi dari nol), meskipun harus bersusah payah merintisnya.
Admin tidak mau terjebak pada mental sebagian besar pebisnis yang 'mau berbisnis asalkan modalnya banyak -- meskipun dengan berhutang'. Prinsip admin, dalam memulai urusan ekonomi -- kalau mampu harus efisien, hemat, biaya minim, hasil maksimal, dan kalau gagal tidak rugi-rugi amat.
2. Jangankan berkembang, survive saja sulit apabila terlilit hutang
Menjalankan perjuangan dengan modal yang didapat dari utang, tentu perlu kalkulasi yang bagus. Yang namanya memulai usaha, tujuan pertama kita yaitu survive alias bertahan hidup. Polanya yaitu menyerupai di bawah ini:
Survive (merintis) ---> berhasil ---> konsisten (stabil) ---> berhasil ---> bertumbuh (ekspansi).
Nah, apabila anda menjalankan urusan ekonomi dengan modal berupa hutang, maka anda akan kesulitan untuk bertahan di fase yang pertama -- yaitu survive. Yang namanya urusan ekonomi awal (permulaan), tentu produk / jasa / layanan yang anda jual tidak pribadi laku. Ada banyak tahapan yang harus anda lalui, dan itu mengharuskan anda untuk terus survive.
Menurut admin, harus survive saja kita sudah susah payah, belum lagi harus membayar hutang / kewajiban bulanan yang harus kita bayar. Apabila telat, maka 'bunga pun akan berkembang' dari waktu ke waktu. Semakin lama telat, maka 'bunga yang berkembang akan terus beranak cucu'.
Sedikit pandangan mengenai 'orang yang mengambil keuntungan' dari yang namanya hutang (umumnya yaitu perbankan). Tidakkah mengherankan kalau di Indonesia banyak bank yang berdiri, namun semuanya mampu terus eksis alias tidak ada yang rugi?
Jawabannya sebab urusan ekonomi mereka -- yakni 'menggandakan uang' dengan meminjamkan 'uang berbunga' sangatlah 'menjanjikan'.
Maka dari itu lembaga-lembaga keuangan akan berusaha semaksimal mungkin untuk 'menggaet' debitur (orang-orang yang berhutang), sebab mereka-lah 'mangsa empuk' untuk 'penggandaan uang' tersebut. Apabila mereka tak mampu bayar (kredit macet), toh ada 'senjata pamungkas' yakni penyitaan jaminan berupa aset milik debitur.
Salah satu faktor yang membuat anda begitu mudah dalam menerima hutang yaitu sebab prosesnya yang semakin mudah, iming-iming bunganya yang kecil, dan lain sebagainya. Belum lagi mental lebih banyak didominasi masyarakat Indonesia yang 'serba instan' (termasuk 'ingin instan' dalam menerima modal), membuat perbankan semakin berjaya.
3. Apakah enak menjalankan perjuangan dengan 'bayang-bayang' kewajiban yang harus dibayar?
Paling enak menjalankan perjuangan itu tanpa adanya hal-hal lain di luar perjuangan yang harus dipikirkan. Jadi, anda mampu fokus menjalankan perjuangan anda tanpa dibayang-bayangi rasa takut akan 'sesuatu'.
Apabila anda menjalankan perjuangan dengan modal dari pinjaman, maka anda akan dibayang-bayangi oleh kewajiban untuk mengangsur santunan tersebut (plus bunganya). Lain halnya kalau perjuangan anda ditopang oleh dana investor, maka 'bayang-bayang ketakutan' tak sebesar modal dari hutang.
Apakah enak menjalankan urusan ekonomi dengan dibayang-bayangi kewajiban membayar hutang?
Kalau menurut pendapat admin, menjalankan perjuangan haruslah tanpa beban biar mampu fokus. Apabila menjalankan perjuangan dengan modal berupa hutang, maka selalu ada bayang-bayang ketakutan kalau-kalau tak mampu membayar hutang. Seandainya hal itu benar-benar terjadi, maka habislah sudah!
Admin sangat anti dengan yang namanya berhutang, kalau pilihannya antara 'menjalankan urusan ekonomi atau tidak'. Menurut admin, berhutang TERPAKSA dilakukan kalau pilihannya antara 'hidup atau mati'.
Baca juga:
Berhutang untuk menjalankan perjuangan memang marak terjadi. Selain sebab akomodasi prosesnya, agenda santunan akhir-akhir ini penuh dengan iming-iming bunga kecil dan kelebihan lainnya. Namun dibalik iming-iming tersebut, terdapat 'sisi gelap' yang sangat merugikan debitur. Tapi kalau 'sisi gelap' tersebut dilihat dari sudut pandang si peminjam uang, itu merupakan 'lahan empuk' yang menggiurkan.
Apakah anda sudah paham?
Kalau belum paham juga, silahkan tetap keukeuh dengan iman anda untuk berhutang. Toh, urusan ekonomi yang anda jalankan juga PASTI sukses (menurut khayalan anda), dan anda pasti mampu melunasi hutang tersebut.
Comments
Post a Comment