Skip to main content

Sisi Gelap Bisnis Online (Part 2): Bagaimana Prospek Bisnis Reseller / Dropship Kedepannya?

Onlenpedia.com | Setelah sebelumnya membahas ihwal sisi gelap urusan ekonomi online (part 1): urusan ekonomi affiliasi, kali ini kita akan membahas seri kedua dari 'sisi gelap urusan ekonomi online', yakni ihwal prospek urusan ekonomi reseller / dropship ke depannya.

Memang betul, urusan ekonomi reseller / dropship sangat cocok untuk pemula. Bahkan urusan ekonomi ini mampu dijalankan dengan modal yang minim, khususnya urusan ekonomi dropship.

Akan tetapi, semua urusan ekonomi (online maupun konvensional) memiliki sisi gelap masing-masing. Hal itu juga berlaku pada urusan ekonomi reseller / dropship -- di mana prospek urusan ekonomi ini masih 'dipertanyakan' -- apakah mengagumkan ke depannya -- atau tidak.



sisi gelap urusan ekonomi online reseller dropship prospek ke depan ibarat apa
Sisi gelap urusan ekonomi reseller / dropship, apakah punya prospek?



Prospek jual-beli online secara umum

Tren jual-beli online secara umum memang sedang positif. Setiap tahun terus terjadi pertumbuhan transaksi secara online, begitu pula dengan jumlah pembeli online yang terus bertambah. Bisnis ini pun diprediksi akan terus bertumbuh, di mana jumlah transaksi diprediksi lebih dari 1.000 triliun di tahun 2020.

Melihat potensi yang sangat menggiurkan, maka aneka macam situs jual-beli online yang bermunculan di Indonesia. Situs-situs tersebut, ada yang besar, menengah, ada pula yang kecil (dikelola individu). Kemudian, banyak juga pemula di dunia jual-beli online yang memulai bisnisnya sebagai reseller / dropship.


Prospek urusan ekonomi reseller / dropship dikala ini

Untuk dikala ini, prospek urusan ekonomi reseller / dropship masih cukup mengagumkan -- mengingat masih banyak pembeli yang masih belum MELEK dengan eksistensi marketplace. Ya, para pembeli di Indonesia rata-rata lebih banyak membeli produk secara online lewat media sosial. Istilahnya yaitu social commerce.

Yang namanya media sosial, tidak ada 'filter pembanding harga' antara penjual yang satu dengan penjual lainnya. Alhasil, apabila ada 'produk bersponsor' yang muncul di timeline pengguna, maka mereka pribadi tertarik dengan produk tersebut.

Mereka pun pribadi berniat untuk membeli produk yang diiklankan di medsos, tanpa melaksanakan riset harga, kualitas, dan lain sebagainya. Perlu diketahui, untuk melaksanakan riset harga termurah, umumnya dilakukan dengan mengecek pribadi di situs marketplace ibarat Tokopedia / Bukalapak.

Kenapa harus lewat marketplace?

Begini. Persaingan harga (dan persaingan lainnya) di marketplace sangatlah transparan. Pembeli mampu melaksanakan filtering dan mengurutkan produk, dari harga termurah, harga termahal, rentang harga, banyaknya penjualan, banyaknya ulasan, produk paling sesuai, dan produk terbaru. Dengan adanya transparansi harga dan lainnya, membuat pembeli mampu menemukan produk terbaik (dalam artian harga terbaik dan kualitas terbaik) di marketplace.

Bandingkan dengan produk yang diiklankan di media sosial, maka tak ada fitur filtering yang disediakan di sana. Seperti yang kita tahu, media umum merupakan sarana menyebarkan goresan pena / opini, foto, video, berita, dan interaksi antar pengguna. Tak ibarat marketplace yang memang dari awal dibuat untuk melaksanakan acara jual-beli online.


Apa jadinya jikalau masyarakat sudah 'melek' marketplace?

Inilah yang jadi persoalan besar bagi para reseller / dropshiper. Ketahuilah, harga produk di marketplace jauh lebih murah daripada produk yang dijual para reseller / dropshiper. Hal itu dikarenakan sebagian besar penjual di marketplace merupakan 'tangan pertama' -- dalam hal ini ada yang jadi produsen langsung, ada juga yang jadi importir langsung. Karena tanpa 'banyak tangan', hasilnya harga yang ditetapkan seller di marketplace sangatlah murah. Selain itu, tuntutan persaingan dengan seller lainnya juga menjadi penyebab harga produk yang dijual sangatlah murah.

Lalu bagaimana dengan reseller / dropshiper?

Pada umumnya, reseller / dropshiper merupakan 'tangan kedua' atau bahkan 'tangan ketiga', yang menjual barang dengan harga sedikit lebih mahal. Apabila mereka menetapkan harga jual produk sama dengan seller di marketplace, maka mereka PASTI merugi.

Makanya, kebanyakan reseller / dropshiper 'menghindari' untuk berjualan di situs-situs marketplace (Tokopedia dan Bukalapak). Mereka lebih memilih untuk berjualan di toko online sendiri, atau di media sosial, atau di media chatting, atau kombinasi ketiganya. Hal itu, dikarenakan calon pembeli tidak tahu harga jual termurah dari produk yang dijual reseller / dropshiper tersebut (karena bukan di marketplace).


Baca juga:



Bagaimana prospek urusan ekonomi reseller / dropship ke depannya?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, prospek urusan ekonomi reseller / dropship akan semakin TERPURUK apabila semua orang sudah 'MELEK' marketplace.

Bahkan Google pun mengakui, pendapatan mereka mulai menurun (dari iklan produk), alasannya yaitu orang-orang sudah melaksanakan pencarian produk LANGSUNG di situs marketplace. Untuk di Amerika Serikat orang-orang lebih banyak melaksanakan pencarian di situs ecommerce -- yakni di Amazon (sama-sama tidak lagi bergantung pada Google).

Hal senada juga terjadi di China, di mana Baidu (Google versi China) mengakui jikalau pendapatan mereka dari iklan produk juga menurun. Kebanyakan konsumen pribadi mengunjungi situs jual-beli di China, ibarat Taobao dan TMall untuk melaksanakan pencarian produk.

Inilah yang ditakutkan para reseller dan dropshiper apabila masyarakat mulai 'MELEK' marketplace. Nasib reseller / dropshiper akan terpinggirkan lantaran KALAH TELAK dari segi persaingan harga. Seperti yang kita tahu, karakteristik orang-orang Indonesia lebih suka produk yang murah. 'Kalau ada yang murah, kenapa harus beli yang mahal?'

Apabila anda berprofesi sebagai reseller / dropshiper, penting untuk anda memikirkan prospek urusan ekonomi anda ke depannya. Daripada terus-terusan menjadi 'tangan kedua' atau 'tangan ketiga', mulailah untuk memikirkan untuk menjadi 'tangan pertama'.

Caranya?

Caranya yakni mampu dengan menjadi produsen pribadi (buat produk sendiri), kerjasama dengan pabrik di bersahabat kawasan tinggal anda, atau menjadi importir langsung.


Baca juga:



Hidup yaitu pilihan, di mana anda sendiri yang menentukan masa depan anda. Hal itu juga berlaku bagi anda yang berprofesi sebagai reseller / dropshiper -- biar mulai memikirkan prospek urusan ekonomi anda ke depannya.

Sekiranya pembahasan ihwal 'sisi gelap urusan ekonomi online: prospek urusan ekonomi reseller / dropship' di atas mampu menjadi materi pertimbangan anda dalam mengambil keputusan, yakni antara selamanya menjadi reseller / dropshiper, atau 'naik level' menjadi 'tangan pertama'.

Semua keputusan ada di tangan anda!


Comments

Popular posts from this blog

Fix Couldn't Place Call issue on WhatsApp Video Calling

We were waiting for video calling feature on WhatsApp and when it’s finally arrived at our android and iOS device. We are facing duduk perkara to connect the video call with an error message “couldn’t place call”.  Now some people think because this message also shows that you don’t have video call supported device so you can’ video call. It is not true every phone which has front facing camera can do video calling. Then why this issue become a headache for us how we are not able to connect the video call on WhatsApp? Don’t worry guys I will explain it to you in a very simple manner and give you the solution. So let’s get started. Fix couldn’t call issue on WhatsApp video calling Many WhatsApp users facing this duduk perkara and they fail to resolve the issue. Reasons are many but the solution is very simple. Whatsapp version Finally, video calling feature rolled out to WhatsApp version 2.16.316 and higher. But the video calling feature will only work with the beta version o

How To Download Youtube Videos Without Any Third Party App

We All Watch Videos But when it comes to watching Online Videos the commencement cite comes inwards our heed is Youtube. inwards this postal service I am going to demo yous that how tin yous download Youtube videos without whatever 3rd political party software. Youtube is the Largest Video Search Engine inwards the globe in addition to Second Largest Search Engine of whatever type subsequently Google. See Also: Hide Videos of Android Without Any Third Party App. Youtube Started its services on 14th February 2005 since in addition to then its grew upwardly in addition to straightaway it ranks every mo the iii nearly visited sites inwards the world. Youtube gives us facility to spotter videos Online alone every mo it is an online streaming website, user tin see the site in addition to search for the video they would similar to meet in addition to tin spotter that video online. but inwards today’s postal service I am going to say yous that how tin yous download Youtube

How to Register UPI App to Transfer & Receive Money [Step by Step]

UPI means unified payment interface. It’s a new way of transferring and receiving money directly into your bank account instantly. It is like IMPS (Immediate Payment Service) but with new and simple user interface. Every transaction is as simple as sending an email and best thing is you don’t need to add payee details like Full name, Bank name, IFSC code, Account number, MMID etc. For sending and receiving payment you can use any Indian bank UPI app with a unique username called VPA (Virtual Payment Address). For example username@pnb, username2@sbi though you can also use Aadhaar number to receive payment and other old methods like Account number and IFSC code, MMID and mobile number. What is exactly Virtual Payment Address (VPA) In UPI payment system you create a unique username like a unique email id for your bank account such as username@sbi . So whenever you want to receive payment you just give your unique id and that's it, and this unique id known as virtual payment